-->

Ambrosius Torro

Honeybee Enthusiast

Coffee and Tea Lover

Natural Products Sourcer

I'm Ambrosius Torro,
Honeybee Enthusiast & Coffee Lover
from Bogor, Indonesia.

I have experience in beekeeping practise & identify raw pure honey. Also I am a coffee and tea lover .

What I Do
Honeybee Traveler

Traveling around Indonesia to find out the source of honey from many kind of honey bees.

Working with Beekeeper

Work with beekeepers in various regions of Indonesia to try to develop bees in various places.

Looking for various Coffees

Indonesia has a variety of variations of coffee that are very unique and interesting to explore.

Photography

Capture various moments in interesting pictures and videos.

Recent Works

Indahnya Pantai Jayanti

Kali ini saya akan ceritakan perjalanan saya yang paling baru, yaitu ke Pantai Jayanti, Cidaun, Cianjur Selatan. Sebelumnya sebenarnya sempat ragu untuk berangkat karena sorenya hujan sangat deras, kuatir jalan tidak aman karena rencana jalur yang akan saya lewati dibeberapa titik rawan longsor. Tapi setelah sampai jam sebelas malam langit cerah, maka saya pastikan tetap jalan.

Seperti  biasa saya berdua dengan teman, berangkat jam 2 pagi, hari Sabtu 17 November. Jalur yang saya rencanakan  berangkat lewat Bogor, terus ke Cipanas lewat jalan raya Puncak Cipnas, turun ke Cianjur kemudian ke arah Cipetir, Campaka, menuju Sukanagara terus ke arah Sirnagalih, berakhir di Cidaun.

Pantai Jayanti sendiri sebenarnya sebuah dermaga, tempat berlabuh nelayan. Terletak sekitar 140 km ke selatan dari kota Cianjur, masuk ke kecamatan Cidaun. Yang menarik dari pantai ini adalah kondisinya yang masih alami dan berdekatan dengan cagar alam Bojonglarang. Dan bagi saya, hal menarik lainnya disana kita bisa beli ikan dari nelayan, dan dengan membayar sekitar lima belas ribu rupiah untuk jasa bakarnya, kita sudah bisa menikmati ikan bakar yang gurih karena ikannya benar-benar masih baru dari laut.

Pantai Jayanti masih belum mengalami banyak pengembangan dari tahun 80-an, tidak seperti pantai lain di jawa barat, misalnya pantaai Pangandaran di Ciamis dan juga pantai Pelabuhan Ratu di Sukabumi. namun begitu, bagi anda yang menginginkan menginap, di sekitar pantai juga tersedia penginapan dengan tarif antara seratus sampai dua ratus ribu.

Jalan menuju Cidaun yang melalui kota Cianjur, relatif bagus walaupun terdapat beberapa titik yang rusak. Untuk saat ini karena musim hujan, hal yang harus di waspadai adalah beberapa ruas jalan yang rawan longsor.

Disarankan untuk memastikan kondisi kendaraan sebelum menuju ke Cidaun karena medan jalan yang penuh tanjakan dan kelokan hampir di sepanjang perjalanan.

Untuk pulangnya, saya mencoba jalur lain yaitu Cidaun arah Tegalbuleud, terus ke Surade lanjut Jampang terus ke Cibadak dan berlanjut ke Ciawi melalui kota Bogor dan kembali ke Base camp di Villa Nusa Indah.

Jalur ini sepanjang Cidaun - Tegalbuleud didominasi dengan kebun kelapa dan karet. Dan jalannya walau sudah aspal, tetapi tinggal bekasnya alias rusak sehingga perlu kesabaran karena kalau tidak bahaya tergelincir bisa menghampiri kita.

Untuk perjalan kemarin, berangkat di odometer menunjukkan angka 221 km dan pulangnya lebih panjang, 355 km jadi total perjalanan 576 km yang kami tempuh dalam waktu 19 jam.    

Touring Ke Jawa Timur : Bagian 2

Rencana awal, kita menginap di rumah saya. Bagaimanapun juga perjalanan nonstop Jogja - Tulungagung sangat melelahkan. Tapi tiba-tiba karena ada keperluan mendadak temaan seperjalanan, kita merubah rencana menjadi pulang ke Jakarta hari itu juga.
Jam 6 sore kita sudah mulai packing. Semua barang sudah tertata rapi di motor. Hujan tidak juga reda, sampai tepat jam 7 malam, hari jumat kita memulai perjalanan pulang ke Jakarta.
Rencananya, kali ini dengan perjalanan malam, kita lewat jalur Pantura. Dari Tulungagung kita ke utara arah Kediri, kemudian ke Nganjuk.
Begitu keluar rumah saja kita sudah di hadang hujan yang sangat deras, sampai di Ngunut, sebuah kota kecamatan sebelum Tulungagung, jalanan tergenang cukup menyulitkan untuk motor pendek Mio. Namun karena kita sudah bertekad, perjalanan tetap kita lanjutkan.
Tulunggung - Kediri sudah lewat, dan tak terasa Nganjuk pun sudah kita lewati. Jam menunjukkan pukul 23.35 ketika tiba-tiba kita merasa sepi sekali.Bus dan truk pun hanya sesekali yang berpapasan atau kita dahului. Suasana begitu gelap karena habis hujan, dan jalanan basah juga membut kita mengurangi laju motor.
Dan tiba-tiba saya menyadari berada di tengah-tengah hutan, ya, kita sudah sampai hutan Saradan.Alas Saradan, begitulah orang biasa menyebutnya. Sebuah hutan yang dibelah jalan di perbatasan Nganjuk-Madiun. Saya sering denger kisah tragis yang terjadi di kawasan ini, mulai dari kecelakaan, perampokan bahkan pemerkosaan dan pembunuhan. Dahulu, kata banyak orang, melewati hutan ini secara sendiri apalagi di gelapnya malam tak ubahnya menyetorkan nyawa ke penjagalan. Makin merinding saja ketika cerita-cerita mengenai alas saradan ini berkecamuk di fikiranku.
Apalagi, siangnya waktu dirumah saya sempat nonton berita di tivi,terjadi kecelakaan yang sangat hebat di jalan ini, antara sebuah bus malam dengan sepeda motor. Kecelakaan yang mengakibatkan tewasnya pengendara motor karena tubuhnya hancur tercecer dan terpotong menjadi beberapa bagian. Duh, kenapa pas tengah malam begini sampai di hutan saradannya.
Tapi akhirnya kita lepas juga dari dalam hutan dan memasuki kota Ngawi. Karena tidak ada kendala, dan mata juga belum ngantuk, kita memutuskan tetap melanjutkan perjalanan. Motor kita bawa ke arah Sragen. Dan sekali lagi kita melewati hutan lagi, yaitu hutan Mantingan. Tapi entah kenapa rasanya tidak seperti waktu lewat hutan Saradan sebelumnya. Dan Sragen pun sudah kita lewati.
Rasanya kalau Sragen sudah lewat, Surakarta sudah dekat. Kita masuk Surakarta, atau Solo, sekitar jam 2 subuh. Walaupun masih subuh, kota Solo masih cukup "hidup" dengan lampu warna-warni yang menghiasi jalan sepanjang kota. Keluar dari kota Solo, memasuki Boyolali. Ada kejadian lucu, saat melintas di jalan kota Boyolali yang baru, ada Cewek juga naik motor, agak heran juga sih ada cewek sendirian subuh-subuh. Naluri laki-laki bicara, kita deketin tuh motor cewek, tapi pas sudah deket, ternyata wanita jadi-jadian alias waria alias wanita setengah pria, glek! Tancap gaaass!
Sampai di kota Salatiga mata sudah ga mampu melek lagi. Akhirnya kita berhenti di sebuah pompa bensin yang buka 24 jam, kita memejamkan mata sejenak. Setelah rasanya cukup, kita melanjutkan perjalanan menuju Semarang. Jam 04.30 kita sampai di Semarang.
Di Semarang kita istirahat lagi, dan mampir di Vihara Sam Poo Kong. Sambil melemaskan otot, kita sempet foto-foto. Sebenarnya sambil cari Sarapan, tapi mungkin karena masih terlalu pagi, belum ada orang jual makanan.
Setelah istirahat kita melanjutkan lagi perjalanan ke arah Pekalongan. Tapi saat melintas di Hutan Roban (Alas Roban di antara Gringsing dan Batang) rasa kantuk kembali menyerang dan kita istirahat untuk minum segelas kopi bareng dengan para supir truk yang juga istirahat.
Selanjutnya kita langsung tancap gas ke arah Cirebon, dan berhenti hanya untuk isi bensin si Mio. Dan sekitar jam 11.30 siang kita sudah memasuki kota Cirebon, dan makan empal gentong yang terkenal. Walaupun menurut saya sama saja dengan soto betawi ha..ha...
Dan setelah sekitar empat jam perjalanan dari cirebon, jam empat sore, hari Sabtu saya sampai di base camp, Villa Nusa Indah kembali dengan selamat.

Touring Ke Jawa Timur : Bagian 1

Touring Ke Jawa Timur : Bagian 1

Rabu, 16 Mei 2012, Jam 2 pagi saya sudah siap-siap di Yellowgate Vila Nusa indah 2, Jatiasih Bekasi. PZZO saya sudah siap dengan bawaan satu tas yang saya ikat di jok belakang. Disana sudah menunggu satu motor lagi, Yamaha Mio, yap, yamaha Mio yang akan menemani PZZO menuju tujuan yang di rencanakan yaitu ke Tulungagung, Jawa Timur. Akhirnya setelah memperbincangkan rute, kamipun berangkat mengawali touring D'Jatim. Karena masih pagi menjelang subuh, jalanan masih relatif sepi sehingga kita langsung melaju menyusuri jalur lama bekasi - kerawang. Dan ketika di kerawang barulah kita bertemu rombongan touring lainnya dari berbagai motor.
Sampai di Indramayu, si Mio ada masalah yaitu tiba-tiba kehilangan tenaga. Dan setelah mampir di bengkel pinggir jalan, ternyata selang angin dari Silinder head yang menuju ke Filter udara putus, dan akhirnya diakalin oleh bengkel sampai motor kembali normal lagi untuk melanjutkan perjalanan.
Jam 10 pagi kita sampai di Ketanggungan dan menyempatkan diri untuk sarapan pagi, Soto ayam dengan sambal yang cukup pedas, cukup untuk membuat mata melek untuk melanjutkan perjalanan ke arah Jogja. Jalan Ketanggungan - Mergasari ini penuh dengan lobang-lobang menganga sehingga bisa membahayakan pemotor seperti saya.
Tapi dengan semangat kita tetap waspada melewati Tonjong kemudian Bumiayu lanjut Paguyangan dan sampai ke Wangon akhirnya kita putuskan untuk istirahat lagi, sambil tiduran sebentar. Kemudian perjalanan kita lanjutkan untuk menyusuri rute Wangon - Sumpiuh - Kebumen. Jalan relatif lancar dan tidak ada hambatan apapun sehingga sampai di daerah Temon - Panjatan turun hujan yang memaksa saya untuk bongkar Tas untuk ambil jas hujan.
Dan setelah berjalan lebih dari 16 jam akhirnya selepas maghrib kita memasuki daerah Kulonprogo, dan kita makan malam di daerah Klepu, Kulonprogo. Dan saat makan malam itu kita putuskan untuk bermalam di Jogja, dan sepakat akan naik ke Kaliurang, cari penginapan murah. Dan sekitar jam 8 malam akhirnya kita dapat penginapan murah di Kaliurang, 50 K saja, satu kamar untuk berdua.
Pagi jam 4 bersamaan orang siap-siap sholat subuh, kita berangkat lagi turun dari Kaliurang menuju arah Pracimantoro, dengan melalui jalur Piyungan - Playen - Semanu - Ponjong. Jam 7 pagi sampai kita di pasar Pracimantoro dan sarapan Sate kambing yang lezat, cukup untuk menghangatkan perut.
Perjalanan di lanjut menuju arah Baturetno melalui Giri belah- Giri Tontro - Giriwoyo. Dan saat melintas di Giriwoyo, kami melihat di sebelah kanan jalan ada tulisan Goa Maria Ratu Kenya, dan akhirnya kita sepakat untuk mampir sekedar untuk Sembahyang.
Setelah sekitar setengah jam, kita lanjutkan perjalanan menuju ke Ponorogo. Dan jalanan menuju ponorogo ini sangat bisa di nikmati karena jalanan halus serta kelak-kelok dengan sudut yang pas sehingga kita enak aja untuk menarik kabel gas menyusuri jalanan tersebut. Setelah Ponorogo kemudian masuk daerah Trenggalek, kemudian turun ke Tulungagung, kota saya. Tapi dari kota Tulungagung masih 30 KM untuk sampai ke rumah, sehingga kita (saya terutama) dengan semangat memacu PZZO untuk segera samapai ke rumah. Dan tepat jam 12 siang, hari Jumat kita sampai dengan selamat di rumah saya, di desa Sumberagung, Kec. Rejotangan, Kab. Tulungagung Jawa Timur. Dan Odometer menunjuk angka 943KM.

Touring Ke Jawa Timur : Bagian 2

Pulsarian Berduka (Kembali..)

SUMBER DARI : http://epreex.wordpress.com/2012/04/19/pulsarian-berduka/ 19 APR 2012
Kembali, keluarga besar Komunitas Pulsarian Indonesia berduka. Kali ini terjadi pada saudara, teman, sahabat kami bro Nefrizal ‘Rizal’ Chaniago Pulsarian Ranger #701 PRA Depok. Bangun tidur pagi ini, saya cek milis, saya terkejut membaca berita mengenai kejadian ini. Baru saja semalam bercanda di milis. Berita ini pun masuk ke DetikCom : Pemotor Tewas Tertabrak Bus Bianglala di Ciputat Jakarta Sebuah bus Bianglala menabrak pengendara motor di Jalan RE Martadinata, Ciputat, Tangerang Selatan. Akibat peristiwa itu, korban meninggal di tempat. “Korbannya meninggal di lokasi. Petugas laka lantas saat ini masih menanganinya,” ujar petugas Trafic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya, Aiptu Sriyoko sat dihubungi detikcom, Rabu (19/4/2012). Sriyoko mengatakan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 02.30 WIB. Saat itu, korban dan pelaku menuju arah Supermarket Tip-Top. Kecelakaan melibatkan bus bernopol B 7751 WB dan motor Fulsar bernopol B 6562 EKW. “Kalau busnya tidak berpenumpang. Karena di dekat situ kan ada pool Bianglala,” jelasnya. Ia menambahkan, kejadian tersebut bermula dari saksi di lokasi. Saksi menyebutkan, dua korban dibawa ke RS Fatmawati. Hingga kini, korban belum diketahui identitasnya. (mei/mad) Sedih, pasti.. Belum lama saja kami kehilangan saudara bro Antonius dari PRA Cikarang karena kecelakaan juga. Almarhum juga sempat meminta rekan-rekan dari PRA Depok (Detasemen) dan PRA Jakarta (Squadron) untuk mengawal pernikahan almarhum nanti pada tanggal 6 Mei 2012. Namun takdir berkata lain, mungkin ini salah satu tanda pada rekan-rekan Detasemen dan Squadron untuk mengawal almarhum ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Nefrizal 'Rizal' Chaniago Ranger #701 nurdinhamid.wordpress.com Almarhum bro Rizal #701 Selamat jalan saudara, teman, sahabat kami.. Semoga amal ibadahmu diterima Allah SWT.. Keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan.. INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI ROJI’UN
Contact Me

Top Menu

News

Recent Articles

Followers

Technology

Famous Posts

...ngopi doeloe...

Food

My BlogRoll

Instagram

Entertainment

Fashion

Technology

Pages

Hot News

Beauty

Life Style

Popular Posts

Adress/Street

Kotawisata, Bogor, Indonesia

Phone number

+(62) 3456 789

Website

www.ambrosius-torro.com