Kali ini saya akan ceritakan perjalanan saya yang paling baru, yaitu ke Pantai Jayanti, Cidaun, Cianjur Selatan. Sebelumnya sebenarnya sempat ragu untuk berangkat karena sorenya hujan sangat deras, kuatir jalan tidak aman karena rencana jalur yang akan saya lewati dibeberapa titik rawan longsor. Tapi setelah sampai jam sebelas malam langit cerah, maka saya pastikan tetap jalan.
Seperti biasa saya berdua dengan teman, berangkat jam 2 pagi, hari Sabtu 17 November. Jalur yang saya rencanakan berangkat lewat Bogor, terus ke Cipanas lewat jalan raya Puncak Cipnas, turun ke Cianjur kemudian ke arah Cipetir, Campaka, menuju Sukanagara terus ke arah Sirnagalih, berakhir di Cidaun.
Pantai Jayanti sendiri sebenarnya sebuah dermaga, tempat berlabuh nelayan. Terletak sekitar 140 km ke selatan dari kota Cianjur, masuk ke kecamatan Cidaun. Yang menarik dari pantai ini adalah kondisinya yang masih alami dan berdekatan dengan cagar alam Bojonglarang. Dan bagi saya, hal menarik lainnya disana kita bisa beli ikan dari nelayan, dan dengan membayar sekitar lima belas ribu rupiah untuk jasa bakarnya, kita sudah bisa menikmati ikan bakar yang gurih karena ikannya benar-benar masih baru dari laut.
Pantai Jayanti masih belum mengalami banyak pengembangan dari tahun 80-an, tidak seperti pantai lain di jawa barat, misalnya pantaai Pangandaran di Ciamis dan juga pantai Pelabuhan Ratu di Sukabumi. namun begitu, bagi anda yang menginginkan menginap, di sekitar pantai juga tersedia penginapan dengan tarif antara seratus sampai dua ratus ribu.
Jalan menuju Cidaun yang melalui kota Cianjur, relatif bagus walaupun terdapat beberapa titik yang rusak. Untuk saat ini karena musim hujan, hal yang harus di waspadai adalah beberapa ruas jalan yang rawan longsor.
Disarankan untuk memastikan kondisi kendaraan sebelum menuju ke Cidaun karena medan jalan yang penuh tanjakan dan kelokan hampir di sepanjang perjalanan.
Untuk pulangnya, saya mencoba jalur lain yaitu Cidaun arah Tegalbuleud, terus ke Surade lanjut Jampang terus ke Cibadak dan berlanjut ke Ciawi melalui kota Bogor dan kembali ke Base camp di Villa Nusa Indah.
Jalur ini sepanjang Cidaun - Tegalbuleud didominasi dengan kebun kelapa dan karet. Dan jalannya walau sudah aspal, tetapi tinggal bekasnya alias rusak sehingga perlu kesabaran karena kalau tidak bahaya tergelincir bisa menghampiri kita.
Untuk perjalan kemarin, berangkat di odometer menunjukkan angka 221 km dan pulangnya lebih panjang, 355 km jadi total perjalanan 576 km yang kami tempuh dalam waktu 19 jam.
Seperti biasa saya berdua dengan teman, berangkat jam 2 pagi, hari Sabtu 17 November. Jalur yang saya rencanakan berangkat lewat Bogor, terus ke Cipanas lewat jalan raya Puncak Cipnas, turun ke Cianjur kemudian ke arah Cipetir, Campaka, menuju Sukanagara terus ke arah Sirnagalih, berakhir di Cidaun.
Pantai Jayanti sendiri sebenarnya sebuah dermaga, tempat berlabuh nelayan. Terletak sekitar 140 km ke selatan dari kota Cianjur, masuk ke kecamatan Cidaun. Yang menarik dari pantai ini adalah kondisinya yang masih alami dan berdekatan dengan cagar alam Bojonglarang. Dan bagi saya, hal menarik lainnya disana kita bisa beli ikan dari nelayan, dan dengan membayar sekitar lima belas ribu rupiah untuk jasa bakarnya, kita sudah bisa menikmati ikan bakar yang gurih karena ikannya benar-benar masih baru dari laut.
Pantai Jayanti masih belum mengalami banyak pengembangan dari tahun 80-an, tidak seperti pantai lain di jawa barat, misalnya pantaai Pangandaran di Ciamis dan juga pantai Pelabuhan Ratu di Sukabumi. namun begitu, bagi anda yang menginginkan menginap, di sekitar pantai juga tersedia penginapan dengan tarif antara seratus sampai dua ratus ribu.
Jalan menuju Cidaun yang melalui kota Cianjur, relatif bagus walaupun terdapat beberapa titik yang rusak. Untuk saat ini karena musim hujan, hal yang harus di waspadai adalah beberapa ruas jalan yang rawan longsor.
Disarankan untuk memastikan kondisi kendaraan sebelum menuju ke Cidaun karena medan jalan yang penuh tanjakan dan kelokan hampir di sepanjang perjalanan.
Untuk pulangnya, saya mencoba jalur lain yaitu Cidaun arah Tegalbuleud, terus ke Surade lanjut Jampang terus ke Cibadak dan berlanjut ke Ciawi melalui kota Bogor dan kembali ke Base camp di Villa Nusa Indah.
Jalur ini sepanjang Cidaun - Tegalbuleud didominasi dengan kebun kelapa dan karet. Dan jalannya walau sudah aspal, tetapi tinggal bekasnya alias rusak sehingga perlu kesabaran karena kalau tidak bahaya tergelincir bisa menghampiri kita.
Untuk perjalan kemarin, berangkat di odometer menunjukkan angka 221 km dan pulangnya lebih panjang, 355 km jadi total perjalanan 576 km yang kami tempuh dalam waktu 19 jam.