Judulnya seperti judul sebuah film.
Sebenarnya ini mau menceritakan pengalaman pertama saya ke Vietnam, karena tugas kantor, akhirnya saya harus bolak-balik ke Vietnam.
Saya berangkat Kamis 11 Mei 2017, menggunakan penerbangan pagi yang transit di Changi, Singapura. Penerbangan Jakarta - Changi di tempuh dalam waktu 2 Jam 50 Menit tanpa ada kendala. Setibanya di Singapura, sambil menunggu pesawat berikutnya yang akan membawa saya ke Vietnam, saya cari makan sambil jalan-jalan di salam airport yang terlihat bersih.
|
Menunggu di Changi |
Sekitar jam 1 siang saya melanjutkan perjalanan ke Vietnam, dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 30 menit. Akhirnya sayapun mendarat di Tan Son Nhat Airport, Ho Chi Minh City.
Sore itu cuaca cukup panas, dan juga agak deg-degan juga karena ternyata di Tan Son Nhat Airport wifi nya tidak bisa di pakai untuk Whatsapp, aplikasi yang bisa saya pakai untuk komunikasi dengan koneksi saya di Vietnam, Mr Hanh. Akhirnya saya dengan modal nekat coba keliling-keliling di gerbang kedatangan, berharap bertemu dengan Mr Hanh. Dan ternyata akhirnya sayapun bertemu dengan Mr Hanh, dan setelah basa-basi sebentar, kita naik ke mobil diantar ke hotel yang sebelumnya sudah saya reserve.
Okay, untuk masalah kerjaan saya, tidak akan saya tuliskan, tetapi saya akan cerita pengalaman selama di Vietnam di luar kerjaan.
Pertama mengenai Hotel.
Hotel di Ho Chi Minh sangat bervariasi, dari yang murah sampai yang mahal ada. Di district satu, ada kawasan backpacker yang tersedia hotel murah, dari mulai 100.000/malam sampai juta-an. Saya hari pertama datang tidak menginap di Saigon, tetapi provinsi lain sekitar 2 jam perjalanan dari Saigon. Kemudian saat saat kembali ke Saigon, karena tidak reserve dan kebetulan weekend, saya tidak dapat hotel yang saya tuju, akhirnya dapat hotel backpacker dengan tarif 100.000 an per malam. Walaupun begitu, hotelnya cukup bersih, tetapi memang masuk ke gang dan agak berisik karena berdempetan dengan banyak hotel lain. Hari berikutnya akhirnya saya dapat kamar di Lafelix Hotel, dan kamar saya menghadap ke taman, yang saya tempati hampir sebulan selama saya di Ho Chi Minh.
|
Sampai di Hotel |
Kedua Makanan.
Sebenarnya untuk makanan hampir tidak ada masalah dengan saya, karena secara umum masakan di Vietnam mirip dengan di Indonesia, cuma lebih kaya akan ragam spices. Yang saya catat, makanan di Vietnam banyak daging, banyak sayur dan banyak mie.
|
Balut Egg |
|
Mie Goreng |
|
Aneka Barbecue |
|
Mei Goreng |
|
Barbecue |
|
Pho |
Ketiga Kehidupan Sehari-hari.
Kesan pertama saya untuk kehidupan sosial di Saigon adalah : banyak pohon, banyak kabel, banyak gereja dan banyak kuil dan orang tua dansa. Disekitar hotel saya ada 2 taman yang cukup besar dengan deretan pohon yang tinggi-tinggi. Disitu terdapat fasilitas olah raga dan juga tempat untuk dansa, ya dansa untuk para lansia.
|
Taman dengan deretan tempat duduk |
|
Pohon-pohon tinggi ditengah kota |
|
Kuil |
|
Notre Dame Cathedral of Saigon |
|
Dibawah pohon rindang |
|
Pohon diantara gedung |
|
Kuil |
|
Kuil |
|
Kabel telepon bergelantungan |
Ditengah kota Saigon terdapat City Hall yang sangat megah. Di depannya berdiri patung paman Ho dengan tangan melambai. Diseberangnya terdapat Nguyễn Huệ Pedestrian Street yang terkenal, yaitu area pejalan kaki yang sangat luas yang ujungnya terdapat sungai Saigon.
|
City Hall |
|
Patung Uncle Ho |
Tidak jauh dari City Hall terdapat pasar yang terkenal yaitu Ben Thanh Market, yang menjadi destinasi para pelancong. Pasar tradisional ini menjajakan segala hal dari pernak-pernik, pakaian, buah-buahan, kopi dan teh dan segala hal yang menjadi tujuan turis untuk membeli oleh-oleh khas Vietnam. Pasar ini beroperasi siang hari, sedangkan malamnya, di jalan sekitar pasar terdapat pasar malam yang sangat ramai dikunjungi turis.
|
Ben Thanh Market Siang Hari |
|
Ben Thanh Market malam hari |
Keempat, Kehidupan Malam.
Sebagai kota wisata, kehidupan malam di Ho Chi Minh sangat hingar bingar hampir di seluruh pelosok kota, terutama di kawasan District 1. Mulai menjelang sore, sudah terasa aura keramaiannya, dan begitu menginjak malam, hilir mudik turis dari seluruh bangsa bisa kita lihat. Banyak sekali kafe atau bar yang penuh dengan gemerlap lampu warna-warni dengan tidak ketinggalan wanita-wanita seksi memanggil setiap orang yang lewat untuk mampir. Untuk yang menyukai dunia malam, kota Ho Chi Minh ini bisa memuaskan kebutuhan hiburan malam dengan segala bentuknya.
|
Sudut kota Ho Chi Minh |
|
Ada pengamen Juga |
|
|
|
|
|
Ada pedagang kue di sudut jalan |
Beberapa sudut kota yang sempat saya kunjungi diantaranya Museum Perang, kuil-kuil dan juga naik ojeg melewati Saigon River Tunnel dan masih beberapa yang akan saya ingat-ingat lagi :).
|
War Museum |
|
Kuil |
|
Dengan abang Ojeg |
|
Markas Angkatan Bersenjata |
|
Naik Motor |